Minggu, 01 Agustus 2010

Satpol PP Palangka Raya Incar Agen Gepeng

PALANGKA RAYA, Penyaksi_
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota tak hanya gencar memberantas gelandangan dan pengemis (Gepeng) yang semakin marak di Palangka Raya, para agen yang mendatangkan pun menjadi incaran utama.



Pasalnya, saat melakukan rajia di sekitar jalan Yos Sudarso, gepeng ditanggkap orang yang sama, secara fisik masih mampu bekerja, dan kebanyakan tinggal di penginapan, baik losmen maupun hotel.



“Ada indikasi, gepeng ini telah dijadikan profesi, terorganisir dengan baik, dan ada Koordinator atau agen yang khusus mendatangkannya. Sehingga, rajia tidak hanya menangkap gepeng yang meminta-minta, tetapi agennya juga menjadi incaran prioritas,” kata Sekretaris Satpol PP Kota Palangka Raya Kadarismanto, kemarin.tekan sang



Karena, ungkap Kadarismanto, hampir tiap malam hari dilakukan rajia, selalu ada yang tertangkap, dan wajahnya itu-itu saja. Seakan-akan walau sudah ditangkap, dan di kembalikan ke daerah asalnya tak memberikan efek jera.



Sehingga, Satpol PP terkadang serba salah, ingin menindak tegas dengan memberikan sanksi, namun dasarnya tidak ada. Sebab, peraturan daerah (perda) tentang gepeng hanya mengatur penangkapan kemudian dikembalikan ke daerah asal, sedangkan sanksi tidak ada di atur.



Ditambah lagi, pendapatan gepeng dari hasil meminta-minta di dalam sehari menghasilkan Rp100 ribu sampai Rp200 ribu. Karena, kepedulian dan rasa sosial masyarakat Palanggka Raya sangat tinggi bila melihat orang yang berpakaian koyak-koyak, dan tampak lesu lemah.



“Masyarakat sebenarnya tahu gepeng tersebut tidak cacat, tetapi tetap memberi. Ada yang beri Rp1000, bahkan ada sampai Rp10 ribu, kalau uang seribuan tidak ada, Lihat saja, memasuki bulan suci ramadhan, gepeng pasti banyak di palangka raya, khususnya di pelataran Yos Sudarso” kata sekretaris Satpol PP ini.



Upaya meminimalisir gepeng tidak semakin marak di kota ini tidak hanya tugas pemerintah, melainkan dibutuhkan kerjasama dari seluruh pihak. Sehingga, dihimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah memberi uang kepada peminta-minta.



Terlebih dahulu dilihat kondisi gepeng tersebut, apakah memang layak diberikan uang karena tak mampu bekerja, atau hanya berpakaian kusut dan masih mampu bekerja keras.
“Ingat, memberi uang ke pengemis tidak selamanya membantu, tetapi sebaliknya membuat malas bekerja, bahkan tak mendidik. Karena, dia akan selalu mengharapkan bantuan orang lain,” tegas kadarismanto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar