Minggu, 23 Oktober 2011

Sewa Stand Mahal, UMKM Tersisih


Palangka Raya Fair Mayoritas di Ikuti Pemerintah



PALANGKA RAYA, Penyaksi.com_ Mahalnya harga sewa stand di event Palangka Raya membuat usaha masyarakat kecil menengah (UMKM) tersisih karena tak mambu membayarnya. Dimana, panitia pelaksana mematok harga termurah untuk satu stand sekitar Rp5 juta selama kegiatan berlangsung.



Padahal, kegiatan yang digagas Pemerintah Provinsi Kalteng bersama Pemerintah Kota Palangka Raya, dengan menunjuk event organize tiga warna promosindo sebagai pelaksana, bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan UMKM, di wilayah Kalteng.



“Kita menyediakan 45 stand. Untuk mengenai harga tidak etis lah menyebutkannya, karena kita (tiga warna promosindo, red) sudah menyebar brosur kepada para calon pengisi stand. Tapi, untuk stand yang termurah sekitar Rp5 juta lah,” ungkap Jayzee, staff informasi tiga warna promosindo, Sabtu (22/10), kepada Radar sampit.



Jayzee menambahkan, Palangka Raya fair yang dilaksanakan selama seminggu ini berbagai dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalteng, DInas di Lingkungan Pemko Palangka Raya, dan pemerintah Kabupaten se Kalteng.



Selain itu, beberapa Kementerian Republik Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan BUMD, serta UMKM yang di bina BUMN dan BUMD juga turut ikut di event ini. “ Kalau jumlah UMKM secara pribadi tidak begitu banyak,” tambah Jayzee.



Sementara itu, Ketua Kamar dagang (Kadin) Kalteng, Togoyo, mengemukakan, Event Palangka Raya fair ini sangat representative(berpotensi, red) untuk memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan UMKM dari Kalteng, khususnya Palangka Raya. Hanya, mahanya harga sewa stand membuat keterlibatan UMKM sangat minim atau rendah.



Alhasil, mahalnya harga sewa tersebut membuat masyarakat yang bergerak di UMKM berpikir ulang memasarkannya. “Sebenarnya ini tempat strategis, karena ini event nasionla. Tapi itu tadi, sewanya relative mahal. Jadinya penghuni stand kebanyakan dari unsur pemerintah,” ucap Togoyo.



Togoyo mengemukakan, selain harga sewa mahal, hal lainnya juga dikarenakan kurangnya pemahaman para UMKM dalam memanfaatkan momentum, salah satunya melalui Palangak Raya fair ini. Karena dari upaya yang pernah dilakukan Kadin Kalteng di event nasional, produk-produk UMKM asal Kalteng selalu menjadi incaran masyarakat dari daerah lain, khususnya mandau, saluang belung, pasak bumi, dan produk yang benar-benar asli Kalteng.



“Produk kita (Kalteng, red) nomor lima di Indonesia yang paling diminati. Makanya, para masyarakat yang bergelut di UMKM harus dapat memanfaatkan momentum. Jangan pernah berhenti memasarkan produk-produknya. Daripada pergi ke Jakarta memasarkan produknya, bukankah lebih baik memanfaatkan event (palangka raya fair, red) ini, harganya lebih mudah dibandingkan harus ke Jakarta,” ujar Ketua Kadin ini.



Di tempat terpisah, Kepala Disperindakop Palangka Raya, Djuan, mengatakan, dari 45 stand yang ada, hanya 10 UMKM yang terlibat, itupun binaan BUMN dan BUMD, seperti Jasa Raharja, Jamsostek, dan lainnya.



Padahal, tujuan dilaksanakannya palangka raya fair ini untuk memperkenalkan produk-produk UMKM yang ada di daerah ini. Kemudian, para UMKM juga dapat belajar dengan UMKM dari daerah lain, khususnya tingkat nasional. “harapannya kegiatan ini dapat benar-benar dimanfaatkan,” ucap Djuan.



Palangka Raya fair yang dibuka, Sabtu (22/10) sore ini, langsung di buka Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, dan turut hadir Walikota Palangka Raya, Riban Satia, dan segenap Kepala Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov Kalteng, maupun Pemko Palangka Raya.
Teruskan Sob...