PALANGKA RAYA, Penyaksi_
Menanggulangi agar tidak terputus akibat tergenang air lagi di sekitar penimbunan di jalan Bereng Bengkel, perencanaanya perlu dikaji ulang .
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Palangka Raya A Syahfrudin, saat melakukan kunjungan ke lokasi penimbunan antara jalan Kalampangan dan jalan Bereng Bengkel Palangka Raya, bersama Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, Senin (23/8).
Syarifudin menegaskan, adanya rencana untuk melakukan perencanaan ulang bukan berarti meniadakan atau menganggap perencanaan yang telah disusun sebelumnya terkesan terburu-buru, terjadi kesalahan, dan asal-asalan.
Sama sekali bukan karena itu, melainkan pertimbangan kondisi wilayah serta arus sungai yang cukup deras di sekitar bereng bengkel ini. Sehingga, pinggiran penimbunan yang di timbun termakan perlahan namun pasti mengikis tanahnya.
Hal inilah membuat terputusnya timbunan dan berakibat pada tidak dapatnya dilalui masyarakat jika tak menggunakan sampan atau kelotok untuk menyeberanginya.
Mengantisipasi terputusnya jalan ini untuk sementara waktu, Dinas PU kota berencana membangun jembatan di titik atau lokasi timbunan yang digenangi air cukup dalam.
Sedangkan untuk jangka waktu lama atau permanen, rencananya akan dibangun jembatan layang. Namun, perencanaan tersebut belum dapat dipastikan apakah di ada dananya, dan mendapat persetujuan dari Walikota Palangka Raya dengan DPRD Kota.
Karena, anggaran untuk membangun jembatan layang yang permanen sangat besar.
Sementara bila melihat Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Palangka Raya sangat minim.
“Kita coba mengkaji dan menyusun perencanaan yang lebih baik lagi lah, semoga ada dananya dan mendapat dukungan dari DPRD,” kata Kepala Dinas PU Kota ini.
Ketua Komisi II DPRD kota Palangka Raya Yansen A Binti, mengatakan, apapun rencana serta rancangan yang akan disusun Dinas PU kota untuk menanggulangi agar tidak terputus kembali akan didukung.
Namun, bila mendengar perencanaan yang disampaikan Kepala Dinas PU untuk membuat jembatan layang sangat besar, sementara APBD Palangka Raya sangat minim.
Sehingga, Pemerintah kota (pemko) disarankan untuk mengkomunikasikan dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah agar sharing anggaran agar jalan antara bereng Bengkel dan kalampangan dapat diselesaikan.
“Tanpa bantuan Pemrov, pembangunan jalan untuk membuka keterisolasian warga bereng bengkel akan lambat diselesaikan. Semoga Gubernur berkenan sharing anggaran,” kata ketua Komisi II ini.
Berdasarkan pantauan, penimbunan ini terputus di tiga titik, sehingga warga bereng bengkel bila ingin ke kalampangan atau sebaliknya harus menggunakan transportasi sungai, baik perahu maupun kelotok, dengan biaya sekali jalan Rp5 ribu hingga Rp10 ribu.
Digenanginya airnya di sekitar penimbunan ini kedalamannya mencapai 30 sampai 2 meter, dengan panjang ada yang mencapai 5meter, 10 meter, dan 500 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar