oleh_Jaya Wirawana Manurung
PALANGKA RAYA_Penyaksi.com:Sampai Kapan Bayi Tak Berdosa Dibuang?
Sedang asik memetik daun singkong di belakang rumah, aroma busuk menyengat hidung seorang ibu. Aromanya seperti bangkai binatang, tapi mengapa begitu menyengat, batin si pemetik daun singkong tersebut.
Ibu yang tinggal di sekitar pinggiran sungai pangaringan kota Palangka Raya ini pun memanggil anak lelakinya untuk mencari asal bau bangkai itu. Lelaki separuh baya ini berusaha menemukan asal aroma menyengat itu.
Setelah mencari beberapa menit, anak lelaki bernama Bayu ini pun melihat sesosok bangkai mirip kucing atau anjing tersangkut di sungai belakang rumahnya. “Itu bangkai binatang aja bu,” kata bayu kepada ibunya.
Namun, sang ibu yang bernama Betri ini belum percaya kalau itu bangkai binatang. “Ah, nanti dulu, jangan kamu ganggu dulu bangkai itu,” katanya kepada Bayu.
Betri pun memanggil warga di dekat rumahnya untuk melihat apakah itu bangkai binatang atau bayi. Setelah tetangganya itu sampai di lokasi dan melihat bangkai yang terapung tersebut, tetap menyatakan hal yang sama, itu bangkai binatang.
Lagi-lagi ibu yang bekerja di salah satu SMK di Palangka Raya ini tak juga yakin dan masih penasaran. Kemudian dirinya pun kembali pergi dan memanggil Ketua RT setempat.
Begitu ketua RT itu datang dan melihat bangkai yang mengapung itu, jawaban berbeda pun ditemukan.
Olala…ternyata itu bangkai bayi perempuan yang baru saja lahir dan langsung dibuang oleh orang tua yang mungkin tidak menginginkannya. Sebab, di tubuh mungil bayi tersebut masih melekat ari-ari, layaknya anak manusia yang baru dilahirkan ke muka bumi.
Setelah memastikan bahwa itu benar bangkai bayi, Ketua RT tersebut pun menghubungi aparat kepolisian Polresta Palangka Raya. Selang 15menit mobil polisi pun sampai di tempat kejadian perkara (TKP), bertambah banyak pula warga yang datang untuk melihat langsung.
Sesampainya di lokasi penemuan mayat bayi itu, beberapa aparat Polresta Palangka Raya melakukan olah TKP sembari mengangkat jasad bayi ke dalam mobil. Kemudian, bayi malang itu di bawa ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Doris Silvanus untuk di otopsi.
“Awalnya saya tidak percaya kalau itu bangkai bayi, tapi saat polisi mengangkatnya, baru saya percaya. Seluruh badan bayi itu biru dan baunya sangat menyengat. Mungkin sudah tiga hari mengapung,” kata Bayu sembari menceritakan kronologis penemuan mayat bayi tersebut ke penyaksi.com, Jumat (18/3), setelah polisi dan puluhan warga meninggalkan TKP.
Di tempat terpisah, dr Aprizal usai melakukan otopsi di kamar mayat RSUD Doris Silvanus menyatakan, bayi itu baru lahir dan langsung di buang. Bayi ini di dibuang diperkirakan sudah seminggu.
“Hasil pemeriksaan kita, bayi berjenis kelamin perempuan dan ini memang sudah waktunya lahir. Tapi, mungkin tidak di inginkan orang tuanya, ya dibuang ke sungai,” kata Dokter Aprizal.
Apara Polresta Palangka Raya saat ini sedang melakukan penyelidikan siapa orang tua yang tega membuang darah dagingnya sendiri. Rencananya, bayi malang ini akan segera dimakamkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar